Semua warga IHYPJ mengucapkan Ramadhan Al Mubarak kepada semua muslimin dan semua yang melawat blog ini. Semoga ibadah puasa di tahun ini mampu meningkatkan takwa kita kepada Allah swt, dan ibadah diterima oleh Allah swt.
Fadhilat dan Kelebihan Berpuasa Ramadhan
* Pintu langit dibuka.
* Pintu-pintu syurga dibuka.
* Bulan yang penuh keberkatan.
* Salah satu malamnya adalah lebih baik dari seribu bulan.
* Ganjaran amalan sunat sama dengan solat fardhu.
* Solat fardhu mendapat ganjaran 70 kali ganda.
* Bulan kesabaran dan pahalanya adalah syurga.
* Bulan menambah rezeki.
* Bulan keampunan - doa yang paling makbul iaitu doa ketika sebelum berbuka puasa dan doa pada sepertiga malam.
* 10 hari pertama adalah mulanya rahmat, 10 hari pertengahan adalah pengampunan dan 10 hari terakhir adalah kemerdekaan dari api neraka.
* Umar ibnul Khathab r.a. berkata, "Orang yang berdzikir kepada Allah pada bulan Ramadhan akan diampuni dosa-dosanya; dan yang memohon kepada Allah pada bulan Ramadhan tidak akan kecewa.
* Puasa mengatur keseragaman ummat. Selama Ramadhan, umat berseragam dalam sahur dan berbuka, dalam bekerja dan beristirahat, serta dalam shalat, istighfar, dan bertobat kepada Allah. Lidahpun seragam dalam bertakbir, bertasbih, dan bertahmid sehingga tercegah dari kata-kata buruk dan menyakiti orang lain, menjauhi perbuatan keji dan munkar, mengisi hati dengan cinta kasih kepada sesama hamba Allah, selalu baik dan bersih lahir bathin, serta sabar meng- hadapi segala macam kesulitan hidup. (ulama)
* Imam Al Ghazali berkata, "Betapa banyak orang berpuasa yang sebenarnya berbuka, dan yang berbuka padahal ber-puasa. Yang berbuka tetapi sebenarnya berpuasa adalah yang makan dan minum, tetapi menjaga seluruh anggota tubuhnya dari perbuatan dosa. Dan yang berpuasa tetapi sebenarnya berbuka adalah yang lapar dan haus, tetapi tercemar anggota tubuhnya (dalam perbuatan dosa).
Tingkatan Puasa
Menurut Imam al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin, tingkatan puasa diklasifikasi kepada tiga, iaitu puasa umum, puasa khusus, dan puasa khusus yang lebih khusus lagi.
Puasa umum adalah tingkatan yang paling rendah iaitu menahan dari makan, minum dan jima'. Puasa khusus, di samping menahan yang tiga hal tadi, juga memelihara seluruh anggota tubuh dari perbuatan maksiat atau tercela. Sedangkan puasa khusus yang lebih khusus adalah puasa hati dari segala kehendak hina dan segala pikiran duniawi serta mencegahnya memikirkan apa-apa yang selain Allah.
Puasa level ketiga tadi adalah puasanya para nabi-nabi, shiddiqin, dan muqarrabin. Sedangkan puasa level kedua adalah puasanya orang-orang salih - puasa tingkat ini yang seharusnya kita tuju untuk mencapainya.
Selanjutnya imam Al Ghazali menjelaskan enam perkara untuk mencapai kesempurnaan puasa tingkatan kedua itu.
Pertama, menahan pandangan dari segala hal yang dicela dan dimakruhkan serta dari tiap-tiap yang membimbangkan dan melalaikan dari mengingat Allah. Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa meninggalkan pandangan karena takut kepada Allah, niscaya Allah menganugerahkan padanya keimanan yang mendatangkan kemanisan dalam hatinya.
Kedua menjaga lidah dari perkataan yang sia-sia, berdusta, mengumpat, berkata keji, dan mengharuskan berdiam diri, menggunakan waktu untuk berzikir kepada Allah serta membaca Alquran. "Dua perkara merusakkan puasa," sabda Rasulullah SAW, "Yaitu mengumpat dan berbohong."
Ketiga, menjaga pendengaran dari mendengar kata-kata yang tidak baik, karena tiap-tiap yang haram diucapkan maka haram pula mendengarnya. Rasulullah SAW menjelaskan: Yang mengumpat dan yang mendengar, berserikat dalam dosa.
Keempat, mencegah anggota-anggota tubuh yang lain dari perbuatan dosa. Seperti mencegah tangan dan kaki dari berbuat maksiat dan mungkar, mencegah perut dari memakan yang syubhat dan haram.
Kelima, tidak berlebih-lebihan dalam berbuka sampai perutnya penuh makanan. Orang yang berbuka secara berlebihan tentu tidak akan dapat memetik manfaat dan hikmah puasa. Bagaimana dia berusaha mengalahkan musuh Allah dan mengendalikan hawa nafsunya, jika saat berbuka dia justeru memanjakan nafsunya dengan makanan yang terhitung banyak dan jenisnya.
Keenam, hatinya senantiasa diliputi perasaan cemas (khauf) dan harap (raja'), kerana tidak diketahui apakah puasanya diterima atau tidak oleh Allah. Rasa cemas diperlukan untuk meningkatkan kualiti puasa yang telah dilakukan, sedangkan penuh harap berperanan dalam menumbuhkan optimisme.
No comments:
Post a Comment